Sosiologi Dan Perkembangan
Kepribadian
(Makalah)
Diajukan untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dosen Dr. Subiyantoro, M.Ag.

Disusun
oleh :
Sidiq Arsyadi (1700031145)
Program Studi Pendidikan
Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Ahmad Dahlan
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Segala puji
bagi Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana yang telah memberi petunjuk
agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membimbing umatnya
dengan suri tauladan yang baik.
Dan segala
syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugerah, kesempatan dan
pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
merupakan pengetahuan tentang perkembangan kepribadian persepektif sosiologi
pendidikan, semua ini di rangkum dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah di pahami, singkat dan akurat.
Sistematika
makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang
telah dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, pembaca akan masuk pada
inti pembahasan dan diakhiri dengan kesimpulan dan saran dari makalah ini.
Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang perkembangan
kepribadian persepektif sosiologi pendidikan, kami penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua. Aamiin
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakaatuh.
Yogyakarta,
6 April
2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. I
Daftar Isi..................................................................................................................... II
Bab
I Pendahuluan.................................................................................................... 1
A. Latar
belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan
masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan
penulisan..................................................................................................... 1
Bab
II Pembahasan.................................................................................................... 2
A. Perkembangan
Kepribadian ................................................................................... 2
B. Sosialisasi
Sepanjang Hidup................................................................................... 4
C. Bentuk-bentuk
sosialisasi........................................................................................ 6
Bab III
Penutup........................................................................................................ 8
A. Kesimpulan............................................................................................................. 8
B. Daftar
pustaka......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Perkembangan
kepribadian dipahami secara berbeda oleh berbagai ahli. Perbedaan ini di
sebabkan oleh sudut pandang yang berbeda-beda dan keahlian yang berbeda-
beda.Sehingga menimbulkan pandangan dan pemahaman tersendiri. Adapun pandangan
tersebut : Charles horton cooley (1864-1929) : cermin diri, Mead : tahapan
perkembangan diri, Sigmun freud(1856-1939) : tiga unsur diri.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran
yang harus dijalankan oleh individu. Kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat
diperoleh melalui proses belajar, yang disebut sosialisasi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan Kepribadian ?
b. Apa itu sosialisasi ?
c. Bentuk-bentu sosialisasi?
C. Tujuan
Tujuan
disusunya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
tentang apa itu perkembangan kepribadian dan sosialisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian dipahami secara berbeda oleh
berbagai ahli. Perbedaan ini di sebabkan oleh sudut pandang yang berbeda-beda
dan keahlian yang berbeda beda.
1. Charles horton cooley (1864-1929) : cermin diri
Pada 1964 cooley
mengusulkan konsep cermin diri untuk menggambarkan sesuatu analogi perkembangan
diri melalui cermin, diman cermin memantulkan apa yang terdapat didepannya,
dari sana seseorang melihat ganteng, cantik, perkasa, dll.
Terdapat 3 unsur
dalam loking glass self(cermin diri):
1. Anda membayangkan anda tampak bagi mereka di
sekeliling mereka, sebagai contoh kita berpikir bahwa orang
lain menganggap anda sebagai seorang peramah atau
pemarah.
2. Anda menafsirkan reaksi orang lain, anada menarik
kesimpulan bagaiman orang lain
mengevaluasi anda, apakah mereka menyukai anda karena anda perammah?
3. Anda mengembangkan suatu konsep diri (self-concept).
cara anda menginterpretasikan
reaksi orang lain terhadap anda memberikan anda perasaan dan ide mengenai diri anda sendiri.
2. Mead : tahapan perkembangan diri.
Diri orang lain
berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang lain. Pengembangan
diri manusia berlangsung melalui beberapa tahap yaitu: preapotory atau
tahap play stage, tahap pertandingan (game stage), dan tahap the
generalized other.
1. Tahap prepatory, seorang anak belajar mengambil
persepektif orang lain yang dianggap
sesuai dengan kebutuhan hidupnya dan
elihat dirinya sebagai objek. Misalnya
seorang anak yang menggunakan pakainyan seragam kerja, seolah-olah ia adalah ayah yang sedang memakai pakaian seragam kerja.
2. Tahap game stage (pertandingan). tahap ini seorang
anak tidak hanya mengetahui peran yang
dimainkannya, melainkan mengetahui peran yang dilakukan
orang laindengan siapa dia berinteraksi. Dalam suatu pertandingan misalnya: anak mengetahui apa yang diharapkan
oleh orang lain dari dia dan mengerti
apa yang diharapkan dari orang lain yang ikut bermain dalam suatu pertandingan.
3. Anak mampu mengontrol prilaku dia sendiri, pada tahap
ini seorang anak tidak hanya memahami
peran peran yang harus dijalankannya tetapi, tetapi dia sudah mengetahui peran yang harus dijalankan oleh
orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Misalnya: ketika seorang anak pergi kesekolahia telah mengetahui peran apa yang dimainkan oleh
dirinya ketika ia berhadapan dengan
teman-teman sekelas, kakak atau
adik kelas, guru kelas dan guru lainya.
3. Sigmun freud(1856-1939) : tiga unsur diri.
1. id merupakan pusat nafsu dan dorongan yang bersifat
naluriah dan asosial, rakus dan antisosial.
Jadi setiap anak yang lahir telah memiliki satu unsur. dorongan bawah lahir dan naluriah tersebut menyebabkan
orang mencari kepuasan diri. Ini dibuktikan dengan argumen freud bahwa bayi yang baru lahir terbukti dari tangissannya
karena lapar atau sakit.
2. superego yaitu unsur diri yang bersifat sosial dan merupakan
komplek dari cita-cita dan nilai
sosial yang dihayati seseorang dan membentuk hati nurani. Superego mewakili kebudayaan dalam diri seseorang, norma dan
nilai yang telah kita internalisasikan dari kelompok
sosial seseorang
3. ego. Unsur diri yang bersifat sadar dan
rasional.jadi ego merupakan penyeimbang dari dua unsur diri yang bertolak
belakang, dorongan yang bersifat bawaan lahir dan naluri (id) dengan tuntutan
masyarakat (superego).
B. Sosialisasi Sepanjang Hidup
Para ahli telah banyak mendiskusikan tentang
perjalanan sosialisai sepanjang hidup mulai dari lahir hingga ajal tiba.
Sosialisasi sepanjang siklus hidup ini akan dibahas menurut pandang ahli yaitu:
1. Erik H. Erikson (1902)
Konsep life cycle
(siklus kehidupan) untuk melukiskan perkembangan diri, dari kandungan ibu
hingga kandungan bumi (from womb to tomb) yang diidentifikasikan kedalam
delapan tahap siklus kehidupan.
a. Masa bayi (sampai 1 tahun)
Pada masa bayi
seseorang induvidu mengalami krisis identitas pada masa siklus awal dari kehidupannya, yaitu
kepercayaan dasar dan kecurigaan dasar. Pada masa
ini kebijakan dasar yang dikembangkan adalah tentang harapan. Adapun radius hubungan yang paling penting
adalah pribadi ibu.
b. Masa kanak-kanak awal (2-3 tahun)
Pada masa
kanak-kanak awal seseorang iduvidu menghadapi krisis identitas antara otonomi
versus rasa bimbang dan malu. Pada masa ini anak mulai belajar berjalan,
berbicara, menggunakan tangan dan melakukan bermacam hal. Pada masa ini
kebijakan dasar yang dikembangkan adalah tentang kehendak. Adapun radius
hubungan yang paling penting adalah pribadi orang tua.
c. Masa bermain (4-5 tahun)
Pada masa ini
seorang induvidu mengalami krisis identitas antara inisiatif versus rasa
bersalah. Pada masa ini anak mulai mengembangkan daya inisiatif dengan
keberanian untuk mempertimbangkan dan mengikuti tujuan yang berharga dan nyata,
yang dituntun oleh suara hati. Pada masa ini kebijakan dasar yang dikembangkan
adalah tentang tujuan. Adapun radius hubungan yang paling penting adalah
keluarga batih.
d. Masa sekolah (6-11 tahun)
Pada masa ini
seorang induvidu mengalami krisis identitas antarakerajinan dan rendah diri.
Pada masa ini anak mengembangkan suatu rasa kerajinan yaitu: dia mulai mengerti
dunia alat yang ada dalam kebudayaan dan dia dapat menjadi seorang anggota yang
sangat bergairah dan asyik dari situasi produktif yang berlangsung disekolah.
Peran sekolah dan para tetangga sangat berarti menumbuh kembangkan kompetensi
sang anak.
e. Masa remaja (12-18 tahun)
Pada masa ini
seorang harus menyelesaikan krisis identitas antara penemuan identitas dan
kebingungan identitas. Pada masa ini remaja mengembangkan identitas diri
melalui interaksi dengan orang lain terutama kelompok teman sebaya. Pada masa
ini kebijakan dasar yang dikembangkan adalah tentang (penemuan) identitas.
Adapun radius hubungan yang paling penting adalah kelompok teman sebaya.
f. Masa dewasa (19-35 tahun)
Orang dewasa harus
menyelesaikan krisis identitas antara keintiman dan isolasi. Menurut erikson
(2001:231) siap untuk mengalami keintiman dan kesetiakawanan. Dia dapat
berjanji setia
g. masa paruh baya (36-50 tahun)
dalam
usia paruh baya, orang memiliki krisis identitas yang harus diselesaikan antara
generativitas dan keasyikan dengan diri sendiri. Orang seusia paru baya
mengembangkan sesuatu pada keluarga dan masyarakat, termaksud karir dalam kerja
dan serta pengabdian pada masyarakat. Pada masa ini kebijakan dasar yang
dikembangkan adalah pengembangan/ perhatian. Adapun radius hubungan yang peling
penting adalah pembagian kerja yang ditandai dengan peraturan rumah tangga
secara bersama.
h. usia tua (50 tahun keatas)
orang
tua harus menyelesaikan kerisis identitas yang mereka hadapi antara integeritas
dan keputusan. Orang tua memiliki kebijakan yang ditandai dengan kematangan
jiwa, pikiran dan tindakan, integeritas mengandung integerasi emosional yang
setia pada pembawa gambaran masa lalu dan siap menerima (kadang-kadang menolak)
kepemimpinan sekarang (erikson). Pada masa ini kebijakan dasar yang
dikembangkan adlah kebijaksanaan, adapun radius hubungan yang paling penting
umat manusia yang satu.
C. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai
teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan
peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Kebiasaan-kebiasaan pada
manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut sosialisasi.
a. Sosialisasi
primer
Peter
L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota
masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5
tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota
keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan
dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran
orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak
melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak
akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara
anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
b. Sosialisasi
sekunder
Sosialisasi
sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah
satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses
resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam
proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan kepribadian dipahami secara berbeda oleh
berbagai ahli. Perbedaan ini di sebabkan oleh sudut pandang yang berbeda-beda
dan keahlian yang berbeda beda. Charles horton cooley (1864-1929) : cermin
diri, Mead : tahapan perkembangan diri, Sigmun freud(1856-1939) : tiga unsur
diri.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog
menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar,
yang disebut
sosialisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Damsar.
2015. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Prenada Media Grup
Zakiyatur.2015.Sosialisasi dan pembentukan
kepribadian. http://blog.unnes.ac.id/ zakiyatur/ wpcontent/
uploads/sites/98/2015/11/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian.pdf

Komentar
Posting Komentar